Profil Desa Kebonalas
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebonalas mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kebonalas di Manisrenggo, Klaten, merupakan desa wisata kreatif yang menjadi rumah bagi Pasar Kebon Empring. Destinasi unik di tengah rumpun bambu ini berhasil menjadi motor penggerak ekonomi UMKM lokal dengan menyajikan kuliner dan suasana tradision
-
Inovasi Destinasi Wisata Tematik
Kebonalas sukses menciptakan Pasar Kebon Empring, sebuah destinasi wisata kuliner dan budaya yang unik dengan memanfaatkan lanskap rumpun bambu alami sebagai daya tarik utamanya.
-
Pemberdayaan Ekonomi UMKM
Pasar Kebon Empring berfungsi sebagai inkubator dan etalase utama bagi puluhan UMKM lokal, memberikan dampak ekonomi langsung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
-
Harmoni antara Alam, Budaya, dan Ekonomi
Desa ini mencontohkan model pembangunan yang selaras, di mana potensi alam (kebun bambu) dan kekayaan budaya (kuliner tradisional) dikembangkan menjadi sebuah aset ekonomi yang berkelanjutan.
Di tengah kesejukan lereng Gunung Merapi, Desa Kebonalas di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, menawarkan sebuah pengalaman yang membawa pengunjung kembali ke suasana pedesaan yang otentik dan asri. Desa ini telah berhasil menyulap sebuah rumpun bambu yang rindang menjadi jantung kehidupan ekonomi dan sosial barunya: Pasar Kebon Empring. Ini bukanlah pasar biasa, melainkan sebuah destinasi wisata tematik yang merayakan kekayaan kuliner tradisional, memberdayakan usaha mikro lokal dan mengharmonisasikan aktivitas ekonomi dengan kelestarian alam. Kisah Desa Kebonalas ialah sebuah cerminan dari kreativitas komunitas yang mampu melihat potensi di pekarangan sendiri dan mengubahnya menjadi sebuah magnet yang menarik pengunjung dari berbagai penjuru. Profil ini akan mengupas bagaimana Kebonalas merawat warisan namanya dan menumbuhkan tunas-tunas ekonomi baru di bawah naungan rumpun bambunya.
Geografi dan Warisan Nama "Kebon Alas"
Secara geografis, Desa Kebonalas terletak di kawasan subur lereng selatan Gunung Merapi. Luas wilayah desa ini tercatat seluas 246,2 hektare atau sekitar 2,46 kilometer persegi. Seperti desa-desa tetangganya di Manisrenggo, Kebonalas diberkahi dengan tanah vulkanik yang subur, menjadikannya lahan yang ideal untuk pertanian dan peternakan. Desa ini juga berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi, sebuah kondisi yang membentuk karakter warganya menjadi masyarakat yang tangguh dan selalu siaga.Nama "Kebonalas" sendiri memiliki makna yang mendalam, berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: kebon (kebun) dan alas (hutan). Nama ini mengisyaratkan bahwa pada masa lampau, wilayah ini merupakan perpaduan antara area perkebunan yang dikelola manusia dan kawasan hutan alami yang lebat. Warisan nama ini seakan menjadi pemandu bagi pengembangan desa di era modern. Semangat untuk menjaga ruang hijau dan memanfaatkan hasil kebun inilah yang terwujud dalam ikon desa saat ini, Pasar Kebon Empring.Secara administratif, Desa Kebonalas berbatasan dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Nangsri. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Tijayan. Batas selatan Desa Kebonalas ialah Desa Barukan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kranggan.Berdasarkan data kependudukan per Oktober 2025, Desa Kebonalas dihuni oleh sekitar 4.300 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 1.747 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor agraris, namun kini semakin banyak yang terlibat dalam ekonomi kreatif seiring berkembangnya Pasar Kebon Empring.
Pasar Kebon Empring: Nadi Kehidupan Ekonomi Kreatif
Pasar Kebon Empring merupakan mahakarya inovasi sosial dan ekonomi dari masyarakat Desa Kebonalas. Berlokasi di sebuah rumpun bambu (empring dalam bahasa Jawa) yang luas, pasar ini menawarkan pengalaman wisata yang unik. Pengunjung tidak akan menemukan bangunan beton yang masif, melainkan puluhan lapak atau saung sederhana yang terbuat dari bambu dan beratapkan jerami, menyatu harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Pasar ini biasanya buka hanya pada hari-hari tertentu, seperti Minggu pagi, menjadikannya sebuah acara yang selalu dinanti.Daya tarik utama dari Pasar Kebon Empring ialah sajian kulinernya. Puluhan pelaku UMKM dari Desa Kebonalas dan sekitarnya menjajakan beragam makanan dan minuman tradisional Jawa yang kini mulai sulit ditemukan di tempat lain. Pengunjung dapat menikmati hidangan seperti sego wiwit, pecel, tiwul, cenil, dan aneka jajanan pasar lainnya. Untuk menambah suasana nostalgia, transaksi di beberapa lapak bahkan dianjurkan menggunakan kepingan bambu atau kayu sebagai pengganti uang.Keberhasilan pasar ini terletak pada pengelolaannya yang berbasis komunitas, yang sering kali dimotori oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Karang Taruna. Mereka tidak hanya menyediakan tempat, tetapi juga melakukan kurasi terhadap produk yang dijual untuk menjaga kualitas dan keotentikan. Pasar Kebon Empring secara efektif memotong rantai distribusi, memungkinkan para produsen lokal (yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga) untuk menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen. Inisiatif ini terbukti sangat ampuh dalam meningkatkan pendapatan keluarga, menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan menjadikan desa sebagai subjek utama dalam pengembangan pariwisatanya sendiri.
Fondasi Agraris yang Menopang
Di balik kemeriahan Pasar Kebon Empring, Desa Kebonalas tetap berdiri kokoh di atas fondasi agrarisnya. Sektor pertanian dan peternakan masih menjadi tulang punggung utama yang menjamin ketahanan pangan dan memberikan stabilitas ekonomi bagi sebagian besar warga. Tanah yang subur dimanfaatkan untuk menanam padi, palawija, dan sayur-mayur. Hasil bumi inilah yang sebagian di antaranya diolah dan disajikan di lapak-lapak Pasar Kebon Empring, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang terintegrasi dari hulu ke hilir.Sektor peternakan, terutama sapi dan kambing, juga berkembang dengan baik berkat ketersediaan pakan yang melimpah. Usaha ini menjadi sumber pendapatan tambahan yang penting dan pemasok bahan baku untuk hidangan-hidangan berbasis daging di pasar. Dengan demikian, Pasar Kebon Empring bukanlah sebuah entitas yang terpisah, melainkan puncak dari sebuah piramida ekonomi yang akarnya menghunjam kuat pada sektor pertanian dan peternakan desa.
Kehidupan Komunitas di Lereng Merapi
Pasar Kebon Empring telah menjadi lebih dari sekadar pusat ekonomi; ia telah menjelma menjadi ruang sosial baru bagi masyarakat Desa Kebonalas. Pasar ini menjadi tempat warga berkumpul, berinteraksi, dan mempererat tali silaturahmi. Semangat gotong royong sangat terasa dalam persiapan dan pelaksanaan hari pasaran, di mana semua elemen masyarakat turut berkontribusi.Semangat kebersamaan ini juga menjadi modal sosial yang sangat berharga dalam menghadapi risiko bencana erupsi Merapi. Sebagai desa yang berada di KRB, masyarakat Kebonalas telah terbiasa hidup dengan budaya siaga. Mereka secara rutin mengikuti sosialisasi dan simulasi evakuasi yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga terkait. Kekompakan yang terjalin dalam mengelola pasar menjadi latihan nyata bagi mereka untuk berkoordinasi dan bekerja sama saat menghadapi situasi darurat. Dengan demikian, Desa Kebonalas menunjukkan bahwa komunitas yang kreatif dan berdaya secara ekonomi juga merupakan komunitas yang tangguh dalam menghadapi tantangan alam.
